Foxbatam – Kota Batam, Provinsi Kepri menjadi salah satu wilayah ekspansi bisnis waralaba seperti Indomaret dan Alfamart. Keberadaan gerai waralaba ini dapat ditemui hampir di semua titik permukiman warga.
Hanya saja, muncul semacam kekhawatiran bagi pengusaha lokal di sektor ekonomi kerakyatan. Mereka terancam tumbang bersaing dengan jaringan bisnis semacam ini.
Kendati, bisnis semisal Indomaret juga membuka peluang bagi masyarakat luas agar bisa ikut memiliki dan mengelola sendiri gerai dengan merk dan lisensi dagang tersebut, tidak semua masyarakat mampu menjalin pola kemitraan franchise untuk membuka gerai.
Jika ditotal, modal yang dibutuhkan untuk membuka sebuah gerai misalnya Indomaret dengan sistem waralaba sebesar Rp 394 juta. Namun, perlu diingat bahwa biaya tersebut dapat berbeda, tergantung pada kondisi bentuk bangunan dan tipe toko. Tentunya hanya mereka yang bermodal besar bisa melakukan itu.
Pengusaha pribumi sekaligus Ketua Umum Kadin Provinsi Kepri, Akhmad Ma’ruf Maulana berharap pemerintah memberikan proteksi kepada pelaku UMKM. Hal ini agar mereka tak tergerus derasnya bisnis ritel raksasa yang bisa saja mematikan ekonomi kerakyatan.
“Pemerintah harus memberi proteksi kepada ekonomi kerakyatan. Kalau di sektor ekonomi kelas bawah mereka (grup ritel raksasa) masuk, kita jadi penonton dong,” ucap Ma’ruf, Minggu (7/8/2022).
Menurutnya pemerintah di daerah bersama stakeholder terkait harus mencari formulasi agar bisnis mikro masyarakat tidak mati bersaing dengan kekuatan bisnis raksasa yang menyentuh hingga sektor bawah.
“Di saat ibu-ibu suaminya kena PHK, terus buka kedai di rumahnya. Mana bisa bersaing dengan Alfamart dan Indomaret jika semua sektor bisnis digarap sama mereka. Ini kalau nggak diprotek sama pemerintah, jadi penonton saja pelaku ekonomi kerakyatan,” ucapnya.